Sebuah kalimat

"Mau cepat lulus aja! Biar kuliah, merantau, ketemu teman baru juga"

Haha, kalimat seperti itu sering dilontarkan oleh para pelajar Indonesia yang frustasi.

Frustasi akan tugas, teman, pasangan, keluarga, dan sebagainya.

Mereka mengatakan kalimat itu seakan-akan mereka tidak sadar, bahwa mereka mempercepat kesulitan hidup datang kepadanya. Benar kata guruku, bahwa kuliah memanglah sulit. Bukan hanya dari tugas-tugasnya. Juga biayanya semakin tahun, semakin meningkat. Menjadi seorang mahasiswa itu tidak seindah di FTV. Melainkan, kita di bina. Menjadi mahasiswa yang memiliki kualitas, dan juga menjadi mahasiswa yang peduli dengan masyarakat. Itulah sebab tugas yang dikerjakan mahasiswa berat. Demi masa depan. Semua harus di lewati. Tantangan ada dimana-mana, tak terkecuali ancaman batin.

Menjadi mahasiswa bukanlah mudah, menjadi seorang mahasiswa harus bisa me-manajemen keuangan, waktu, dan juga pikiran. Dan di fase inilah, mahasiswa mulai mengeluh. Betapa beratnya menjadi mahasiswa. Dan merindukan masa-masa sekolah. Yang semua itu sangatlah berharga. Dimana teman-teman yang asyik, makanan di kanting sangatlah nikmat dan juga murah, guru yang kalem, dan juga suasana di kelas.

Ingatlah, dunia sekolah dan dunia kuliah itu amatlah berbeda. Dimana kalian khalayak seperti bayi. Yang masih polos, tidak berdosa. yang sedang belajar menjadi seorang anak yang pandai berjalan, dan berinteraksi. Diperantauan, kalian akan di hadapkan dengan dunia yang berbeda. Baik, dan juga buruk.

Akan dihadapkan dengan teman yang berbeda latar belakang. Disinilah perbedaan muncul. Jadi, kalian yang sudah beranjak dewasa, meninggalkan masa remaja. Meninggalkan peraduan, meninggalkan keluarga tercinta, meninggalkan segala kenangan yang ada disana. Dan mulai membuat kenangan baru. Ditempat baru. Dengan teman yang baru, suasana, waktu, kehidupan dan juga keluarga yang baru.

Ah, jadi ingat ucapan orang tuaku, "Nak, jadilah anak yang baik disana. Jadilah anak yang kuat, jadilah anak yang bijak dalam memilih keputusan. Disini, orang tua-mu terus berdo'a, terus mencari nafkah. Demi dirimu nak. Agar, kelak nanti kamu menjadi orang sukses, orang yang berilmu, dan juga menjadi orang yang bermoral demi masa depan yang akan datang. Buktikan kepada orang-orang yang menghina-mu dulu. Bahwa kamu bisa, bahwa kamu menjadi seorang yang lebih diatas mereka. Ini bukanlah dendam, ini sekadar dendam yang baik."

Peluk dan cium dari orang tuaku. Bahagia dan sedih, jadi satu.

Bahagia, ketika anaknya beranjak dewasa,

Sedih, ketika rumah menjadi sepi. Hanyalah orang tuaku yang mengisi kekosongan di rumah sana.

-Sebuah kalimat-

Komentar